Sembilu Hati


Kata demi kata  terucap bagaikan pedang tajam yang menggoreskan luka yang dalam. Tusukan demi tusukan terasa begitu menyakitkan seolah tiada henti. Tapi apalah arti sebuah tusukan jika akhirnya sebuah tarikan begitu menyakitkan.
Tidak ada lagi tusukkan yang menyakitkan, tidak ada lagi goresan luka yang menggoreskan luka.
Kau telah pergi dengan semua luka yang kau torehkan.
Apa itu adil ketika aku berusaha menyembuhkan luka agar kau tetap tinggal tapi kau memilih pergi dan mencipatakn lubang besar di hati? 
Memori yang terpantri dalam benak begitu menyayat hati. Sakit yang begitu sembilu membuat aku mengerti apa itu senyuman palsu yang telat aku terbitkan.
Ternyata begitu lelah untuk berakting seolah aku bahagia, seolah rasa sakit ini hanya bagaikan gigitan nyamuk yang tak berarti apa-apa tapi bukankah gigitan nyamuk selalu berdampak?
Dampak yang aku tunjukan berbanding balik dengan apa yang hati ini rasakan, perih bagaikan tersayat dan menyakitkan.
Tapi bukankah menyenangkan berpura-pura baik-baik saja tanpa membuat khawatir orang lain.
Tanpa harus memperlihatkan sisi lemahmu pada dunia.
Cukup aku saja yang tahu

Komentar

Postingan Populer